“MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP”
DISUSUN OLEH:
TRIHARIN MULYO
SUNDARI SUNDARYO
(17216444)
KELAS: 1EA22
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia pasti
mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Karena pandangan hidup
itu bersifat kodrati dan menentukan masa depan seseorang.
A.
Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup bukanlah hal yang timbul
seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu
yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji
kenyhataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, shingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup
dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a.) Pandangan hdiup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b.) Pandangan hidup yang berupa ideology yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
c.) Pandangan hdiup hasil renungan yaitu pandangan
hidup yang relativ kebenarannya.
Apabila pandangan hidup diterima oleh sekelompok orang sebagai
pendukung suatu organisasi maka disbeut ideology. Jika organisasi tersebut
bersifat politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu
negara maka disebut ideologi negara.
Pandangan hdiup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan/kepercayaan. . Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang
mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai
ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur,
bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/ kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal,
kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
·
Cita-cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang
disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran.
Pada umumnya, cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin
tinggi dengan perkata lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Seseorang dapat mencapai cita-citanya, hal itu
bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita;
kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan
ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor
manusia yang mau mencapai
cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan,
sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja.
Faktor
kondisi yang mempengaruhi
tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang
menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar
tercapainya suatu cita-cita, sedangkan yang menghambat merupakan kondisi yang
merintangi tercapainya suatu cita-cita.
Faktor
tingginya cita-cita yang
merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar
seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Sementara itu
ada lagi anjuran, agar seseorang menempatkan cita-citanya yang sepadan atau
sesuai dengan kemmapuannya. Pepatah mengatakan “baying-bayang setinggi badan”,
artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang
terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang
diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.
·
Kebajikan
Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan
suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti
berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah
terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan
dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka
setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku
seseorang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan
(heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.
·
Usaha / Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk
mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha /
perjuangan. Perjuangan untuk hidup yang sudah menjadi kodrat manusia.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, pemalas membuat manusia
itu miskin, melarat dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.
Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai
dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Untuk bekerja keras, manusia dibatasi oleh
kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran
antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan
keahlian / ketrampilan.
Karena manusia mempunyai rasa kebersamaan dan
belas kasihan antara sesame manusia, maka ketidakmampuan atau kemampuan
terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi
bersama-sama secara tolong –menolong, bergotong-royong.
·
Keyakinan/ Kepercayaan
Keyakinan/ kepercayaan menjadi dasar pandangan
hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution,
ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalism, intelektualisme, dan aliran
gabungan.
a.)
Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin
juga tidak ad Tuhan. Lalu mana yang benar? Yang benar adalah keyakinana. Jika
kita yakin Tuhan itu ada, maka kita katakana Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin,
dikatakan TUhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan
berdasarkan ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama itu ada dua macam, yaitu :
1. Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan Tuhan
melalui nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak (absolute), tidak
berubah-ubah.
2. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu
sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas).Sifatnya dapat
berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.
b.)
Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal
itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan
sukses. Dengan akal diciptakan teknologi.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan
hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalism.
Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertngkah laku dan berbuat, walaupun
tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal
lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal dapat
menguasai individu yang berpikir rendah.
c.)
Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga
akal, kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya
Tuhan sebagai dasar keyakinan, sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang
menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani).
Apabila aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila
keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adnaya tetapi tidak menentukan,
dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan
logika berpikir kolektif, pandangan hidup ini disebut soisalisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari
Tuhan dan akal, keduanya mendasari keyakinan secara berimbang, logika berpikir
baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
B.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Langkah-langkah berpandangan hidup ini
penting, karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat
memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencdapai tujuan dan cita-cita
dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai
berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.Tentunya
kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup, maka
kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada.
(2) Mengerti
Tahap kedua adakah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Mengerti terhadap
pandangan hidup disini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada
kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya adalah menghayati
pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran
yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati
nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah yang dapat ditempuh
adalah menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya
kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi
pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan
menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang
pandangan hidup itu sendiri.
Yang perlu diingat dalam langkah mengerti dan
menghayati pandangan hidup yaitu harus ada sikap penerimaan terhadap pandangan
hidup itu sendiri. Dengan kata lain langkah mengenai mengeerti pandangan hidup
merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya.
(4) Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya. Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada
kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak
tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya.
(5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan
meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya
lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya dan perwujudan manfaat mengabdi dapat dirasakan oleh pribadi kita
sendiri.
Jadi, jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini
pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian
ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram lebih-lebih bila
menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.
(6) Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah
terakhir. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar
membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu
demi tegaknya pandangan hidup itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Bab 8, Manusia dan Pandangan Hidup, Buku Ilmu Budaya
Dasar, karya Widyo Nugroho dan Achman Muchji