“MANUSIA DAN PENDERITAAN”
DISUSUN OLEH:
TRIHARIN MULYO
SUNDARI SUNDARYO
(17216444)
KELAS: 1EA22
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Manusia
dan Penderitaan
Dalam definisi lama
yang sudah dikenal umum, manusia dikatakan sebagai binatang yang berakal budi.
Aristoteles yang memberi definisi ini, menggunakan kata Yunani “logos” untuk
“akal budi”. Manusia juga dapat dikatakan sebagai makhluk berbudaya, dengan
budayanya itu ia berusaha mengatasi segala haling rintangan seperti penderitaan
atau hal lain yang dialaminya. Hal ini yang membuat manusia itu kreatif, baik
bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau
lahir batin.
Penderitaan
termasuk termasuk realitas dunia dan manusia dengan intensitas yang bertingkat,
ada yang berat dan ad ayang ringna. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan.
Penderitaan juga dapat merupakan energy untuk bangkit bagi seseorang,
atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan
dialami oleh semua orang yang merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan
kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan
atau kesedihan yang kadang bermakna agar manusia sadar dan tidak berpaling dariNya.
Bagi manusia yang tebal imamnya musibah yang dialaminya akan cepat dapat
menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib
yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahaan karena yakin bahwa kekuasaan
Tuhan memang jauh lebih besar dibanding manusia yang kecil. Dalam kepasrahaan
demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara
berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih
dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang
dialaminya.
Berbagai
kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan
sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi
penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami dapat diatasi secara
medis, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada kemampuan si
penderita dalam menyelesaikan soal-soal
psikis yang dihadapinya. Semuanya
merupakan “risiko” karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidaknya,
bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Siksaan
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak
terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis
di halaman pertama dengan judul huruf besar dan kadang disertai gambar si
korban.
Siksaan
sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dapat dialami bila
seseorang pada siati saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan
diambil. Akibat dari kebimbangan, seseorang berada dalam keadaan yang tidak
menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang
lemah dalam berpikir, masalah ini akan menjadi siksaan berkepanjagnan. Tetapi
bagi orang yang kuat dalam berpikir, ia akasn cepat mengambil suatu keputusan,
sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami seseorang ketika
merasakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun oa dalam
lingkungan orang ramai. Kesepian merupakan salah satu wujud dari siksaan yang
dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu diatasi
dengan cepat agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin.
Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan yang dapat diajak untuk
berkomunikasi untuk mengalahkan rasa kesepian dengan cepat. Pada umumnya, orang
yang dapat dijadikan “kawan duka” adalah orang yang dapat mengerti dan
menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya. Selain mencari kawan,
seseorang juga perlu mengisi waktu dengan kesibukan, khusunya yang bersifat
fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan, merupakan bentuk lain yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang
walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yagn sifatnya
psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut
terhadap ruangan tertutup. Agrophobia adalah ketakutan yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka.
b) Gamang
Gamang merupakan ketakutan apabila
seseorang berada di tempat yang tinggi.
c) Kegelapan
Kegelapan merupakan ketakutan
apabila seseorang berada di tempat yang gelap, sebab dalam pikirannya dalam
kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan atau
pencuri.
d) Kesakitan
Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Hal itu disebabkan karena dalam
pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
e) Kegagalan
Kegagalan merupakan ketakutan
seseorang yang disebabkan karean merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan.
Kekalutan
Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental atau dapat
dirumuskan sebagai gasngguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
megnhadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
secara kurang wajar.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut
:
a. Kepribadian yang lemah
akibat jasmani atau mental yang kurang sempurna sering menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan
kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. Terjadinya konflik sosisal budaya yang
dapat menyebabkan yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Misal,
orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota.
c. Cara pematangan batin
yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Penderitaan
dan perjuangan
Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati yabg artinya sudah
menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia tidak boleh pesimis
yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya menruskan kelangsungan hidup. Caranya dengan
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkunga, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindari dari bahaya dan
malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Penderitaan
yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga
dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian
seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
Penderitaan,
Media Masa dan Seniman
Berita
mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan
dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia
untuk berbuat sesuatu. Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk
emngkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat.
Dengan
demikian, masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni mereka, sehingga para
pembaca, penonton dan penikmat seninya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni.
Penderitaan
dan Sebab-sebabnya
Apabila
dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A. Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan kadang disebut nasib
buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan
kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir yaitu
jika takdir adalah Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
sendirilah penyebabnya. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga
menyebabkan penderitaan manusia.
B. Penderitaan yang muncul karena
penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit
atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu sendiri.
Pengaruh
Penderitaan
Seseorang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang berbagai macam
dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif atau
sikap negatif. Sikap negative misalnya penyesalan, sikap kecewa, putus asa
sampai ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap ini dapat timbul sikap anti
seperti tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis dalam mengatasi penderitaan hidup dan menganggap
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu hanyalah bagian dari kehidupan. Sikap ini
cenderung kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan timbul sikap keras atau sikap
anti.
Apabila
sikap negative dan sikap positif dikomunikasikan oleh para seniman kepada para
pembaca atau penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya yang dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai
kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bab 6, Manusia dan Penderitaan, Buku Ilmu Budaya
Dasar, karya Widyo Nugroho dan Achman Muchji
Bab 1, Bahasa Manusia, Buku Fakta, Nilai,Peristiwa,
karya Prof.Dr.C. A. van Peursen.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar