Kamis, 22 Desember 2016

Manusia dan Penderitaan

“MANUSIA DAN PENDERITAAN”





DISUSUN OLEH:
TRIHARIN MULYO SUNDARI SUNDARYO
(17216444)
KELAS: 1EA22

TAHUN PELAJARAN 2016/2017



Manusia dan Penderitaan
Dalam definisi lama yang sudah dikenal umum, manusia dikatakan sebagai binatang yang berakal budi. Aristoteles yang memberi definisi ini, menggunakan kata Yunani “logos” untuk “akal budi”. Manusia juga dapat dikatakan sebagai makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi segala haling rintangan seperti penderitaan atau hal lain yang dialaminya. Hal ini yang membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Pengertian Penderitaan
            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
            Penderitaan termasuk termasuk realitas dunia dan manusia dengan intensitas yang bertingkat, ada yang berat dan ad ayang ringna. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.   Penderitaan juga dapat merupakan energy untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
            Penderitaan dialami oleh semua orang yang merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang bermakna agar manusia sadar dan tidak berpaling dariNya. Bagi manusia yang tebal imamnya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahaan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dibanding manusia yang kecil. Dalam kepasrahaan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
            Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami dapat diatasi secara medis, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal  psikis yang dihadapinya.  Semuanya merupakan “risiko” karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidaknya, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.

Siksaan
            Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar dan kadang disertai gambar si korban.
           Siksaan sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
           
Kebimbangan dapat dialami bila seseorang pada siati saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan, seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah dalam berpikir, masalah ini akan menjadi siksaan berkepanjagnan. Tetapi bagi orang yang kuat dalam berpikir, ia akasn cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
            
Kesepian dialami seseorang ketika merasakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun oa dalam lingkungan orang ramai. Kesepian merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu diatasi dengan cepat agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi untuk mengalahkan rasa kesepian dengan cepat. Pada umumnya, orang yang dapat dijadikan “kawan duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya. Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktu dengan kesibukan, khusunya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
            
Ketakutan, merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yagn sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a)     Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agrophobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b)     Gamang
Gamang merupakan ketakutan apabila seseorang berada di tempat yang tinggi.
c)     Kegelapan
Kegelapan merupakan ketakutan apabila seseorang berada di tempat yang gelap, sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan atau pencuri.
d)     Kesakitan
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
e)     Kegagalan
Kegagalan merupakan ketakutan seseorang yang disebabkan karean merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

Kekalutan Mental
            Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental atau dapat dirumuskan sebagai gasngguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang megnhadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
            Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.      Kepribadian yang lemah akibat jasmani atau mental yang kurang sempurna sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.      Terjadinya konflik sosisal budaya yang dapat menyebabkan yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Misal, orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota.
c.      Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Penderitaan dan perjuangan
            Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati yabg artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
            Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya menruskan kelangsungan hidup. Caranya dengan berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkunga, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindari dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.

Penderitaan, Media Masa dan Seniman
            Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk emngkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.
            Dengan demikian, masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni mereka, sehingga para pembaca, penonton dan penikmat seninya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

Penderitaan dan Sebab-sebabnya
            Apabila dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A.    Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir yaitu jika takdir adalah Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia sendirilah penyebabnya. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia.



B.     Penderitaan yang muncul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu sendiri.

Pengaruh Penderitaan
            Seseorang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh yang berbagai macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif atau sikap negatif. Sikap negative misalnya penyesalan, sikap kecewa, putus asa sampai ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap ini dapat timbul sikap anti seperti tidak punya gairah hidup.
            Sikap positif yaitu sikap optimis dalam mengatasi penderitaan hidup dan menganggap hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu hanyalah bagian dari kehidupan. Sikap ini cenderung kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan timbul sikap keras atau sikap anti.
            Apabila sikap negative dan sikap positif dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca atau penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya yang dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.







DAFTAR PUSTAKA

Bab 6, Manusia dan Penderitaan, Buku Ilmu Budaya Dasar, karya Widyo Nugroho dan Achman Muchji

Bab 1, Bahasa Manusia, Buku Fakta, Nilai,Peristiwa, karya Prof.Dr.C. A. van Peursen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar