“MANUSIA DAN CINTA KASIH”
DISUSUN OLEH:
TRIHARIN MULYO
SUNDARI SUNDARYO
(17216444)
KELAS: 1EA22
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Pengertian Manusia
Suatu definisi lama yang sudah dikenal secar aumum mengatakan
bahwa manusia adalah binatang berakal budi. Aristoteles yang memberi definisi
ini menggunakan kata Yunani “logos” untuk “akal budi”. Kata ini aslinya berarti
“bicara” dan ungkapan Yunani yang lain. “memberi ‘logos’”, berarti
“mempertanggungjawabkan”, manusia ingin menjalin hubungan dengan orang lain dan
mempertanggungjawabkan sesuatu.
Hakikat Cinta Kasih
Cinta, merupakan suatu istilah yang sulit untuk dibatasi
secara jelas, sulit juga untuk diingkari bahwa cinta adalah salah satu
kebutuhan manusia yang cukup fundamental.
Begitu fundamentalnya sampai membawa Victor Hago yang merupakan seorang
pujangga terkenal, kepada satu kesimpulan : bahwa mati tanpa cinta sama halnya
dengan mati dengan penuh dosa.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S
Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang
(kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata
kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir sama, namun
terdapat perbedaan antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian
mendalamnya rasa, sedangkan kasih bersumber dari cinta yang mendalam.
Dalam buku berjudul seni mencinta, Frich Fromm menyebutkan,
bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima karena memberi merupakan
ungkapan paling tinggi dari kemampuan dengan sifatnya yang paling penting yaitu
manusiawi bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan.
Pengertian cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono
dengan mengatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman
dan kemesraan. Beliau juga mengemukakan bahwa tidak semua unsur cinta itu sama
kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman
atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat
kuat, kecemburuannya besar tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin
atau hambar karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau
keintiman. Misalnya cinta saudara sekandung yang penuh dengan keakraban dan
tidak ada gejolak-gejolak mesra.
Sedangkan pengertian cinta menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan
dalam bukunya berjudul manajemen cinta, cinta adalah fitrah manusia yang murni,
yang tak dapat terpisahkan dengan kehidupannya. Secara sederhana, cinta dapat
dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk yang tidak hanya
berkembang di antara pria dan wanita akan tetapi juga di antara pria dengan
pria atau wanita dengan wanita seperti contoh hubungan cinta kasih antara
seorang ayah dengan anak laki-lakinya.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara,
istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih
mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Banyak orang melihat masalah cinta sebagai masalah dicintai
dan bukan masalah mencintai, yaitu masalah kemampuan orang untuk mencintai.
Pendapat semacam ini akan mendorong manusia untuk selalu mempermaslaahkan
bagaimana supaya ia dicintai atau bagaimana supaya ia menarik orang lain
padahal cinta kasih bukan disebabkan oleh unsur-unsur bersifat eksternal, yang
ada di luar diri kita, melainkan justru oleh unsur-unsur yang bersifat internal
yang bersemayam dan berkembang dalam diri kita masing-masing. CInta kasih tidak
mengenal iri, cemburu, persaingan dan sejenisnya. Yang ada adalah perasaan yang
sama dengan perasaan yang ada pada orang yang dicintai karena dirinya adalah
diri kita. Dukanya adalah duka kita, gembiranya adalah gembira kita. Bagi cinta
kasih pengorbana adalah suatu kebahagiaan.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang
tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia atas dasar kesadaran
bahwa hakikatnya kemanusiaan itu satu. Maka cinta kasih akan meliputi seluruh
dunia, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya dan tidak
mengenal batas waktu karena bersifat abadi dan tidak bergantung kepada sesuatu
yang ada pada sesuatu yang dicintai.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku Ilmu Budaya Dasar karya Drs. DJOKOWIDAGDHO,
dkk.
Fakta, Nilai,Peristiwa, Prof.Dr.C. A. van Peursen.
Bab 4, Manusia dan Cinta kasih,
dimyati.staffgunadarma.ac.id

Tidak ada komentar:
Posting Komentar