Kamis, 22 Desember 2016

Manusia dan Cinta Kasih

“MANUSIA DAN CINTA KASIH”





DISUSUN OLEH:
TRIHARIN MULYO SUNDARI SUNDARYO
(17216444)
KELAS: 1EA22

TAHUN PELAJARAN 2016/2017




Pengertian Manusia
Suatu definisi lama yang sudah dikenal secar aumum mengatakan bahwa manusia adalah binatang berakal budi. Aristoteles yang memberi definisi ini menggunakan kata Yunani “logos” untuk “akal budi”. Kata ini aslinya berarti “bicara” dan ungkapan Yunani yang lain. “memberi ‘logos’”, berarti “mempertanggungjawabkan”, manusia ingin menjalin hubungan dengan orang lain dan mempertanggungjawabkan sesuatu.

Hakikat Cinta Kasih
Cinta, merupakan suatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas, sulit juga untuk diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan manusia yang cukup fundamental.  Begitu fundamentalnya sampai membawa Victor Hago yang merupakan seorang pujangga terkenal, kepada satu kesimpulan : bahwa mati tanpa cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir sama, namun terdapat perbedaan antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih bersumber dari cinta yang mendalam.
Dalam buku berjudul seni mencinta, Frich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima karena memberi merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan dengan sifatnya yang paling penting yaitu manusiawi bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan.
Pengertian cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono dengan mengatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Beliau juga mengemukakan bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besar tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta saudara sekandung yang penuh dengan keakraban dan tidak ada gejolak-gejolak mesra.
Sedangkan pengertian cinta menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya berjudul manajemen cinta, cinta adalah fitrah manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dengan kehidupannya. Secara sederhana, cinta dapat dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk yang tidak hanya berkembang di antara pria dan wanita akan tetapi juga di antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita seperti contoh hubungan cinta kasih antara seorang ayah dengan anak laki-lakinya.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Banyak orang melihat masalah cinta sebagai masalah dicintai dan bukan masalah mencintai, yaitu masalah kemampuan orang untuk mencintai. Pendapat semacam ini akan mendorong manusia untuk selalu mempermaslaahkan bagaimana supaya ia dicintai atau bagaimana supaya ia menarik orang lain padahal cinta kasih bukan disebabkan oleh unsur-unsur bersifat eksternal, yang ada di luar diri kita, melainkan justru oleh unsur-unsur yang bersifat internal yang bersemayam dan berkembang dalam diri kita masing-masing. CInta kasih tidak mengenal iri, cemburu, persaingan dan sejenisnya. Yang ada adalah perasaan yang sama dengan perasaan yang ada pada orang yang dicintai karena dirinya adalah diri kita. Dukanya adalah duka kita, gembiranya adalah gembira kita. Bagi cinta kasih pengorbana adalah suatu kebahagiaan.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia atas dasar kesadaran bahwa hakikatnya kemanusiaan itu satu. Maka cinta kasih akan meliputi seluruh dunia, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya dan tidak mengenal batas waktu karena bersifat abadi dan tidak bergantung kepada sesuatu yang ada pada sesuatu yang dicintai.




DAFTAR PUSTAKA

Buku Ilmu Budaya Dasar karya Drs. DJOKOWIDAGDHO, dkk.
Fakta, Nilai,Peristiwa, Prof.Dr.C. A. van Peursen.

Bab 4, Manusia dan Cinta kasih, dimyati.staffgunadarma.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar